Bengkulu – Semangat perubahan dan inovasi digital bergema di Aula Perpustakaan Daerah Provinsi Bengkulu dalam kegiatan Capacity Building, yang dihadiri oleh para kreator muda dan pegiat digital dari berbagai daerah. Acara ini menjadi ajang inspirasi dan pembelajaran, dengan menghadirkan Iskandar Novianto, Ak., M.Si sebagai narasumber utama.
Membangun Ekosistem Kreator Digital
Dani Fazli, CEO Onschool Indonesia sekaligus penanggung jawab kegiatan Duta Kreator, membuka acara dengan paparan tentang masa depan digitalisasi bangsa. Ia menegaskan bahwa program ini bukan sekadar pelatihan, tetapi sebuah pusat inkubasi kreator di Indonesia.
“Kita berbicara tentang visi besar digitalisasi bangsa ke depan. Indonesia membutuhkan kreator-kreator yang tidak hanya mahir dalam teknologi, tetapi juga memiliki karakter kuat. Kami juga mendukung program Asta Cita yang dicanangkan oleh Presiden terpilih, di mana inovasi digital dan penguatan ekonomi kreatif menjadi salah satu prioritas,” ungkap Dani Fazli dalam sambutannya.
Program Duta Kreator yang diinisiasi oleh Onschool Indonesia bertujuan untuk menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan, dengan menekankan pada edukasi, karakter, serta penguasaan teknologi.
Tujuh Kebiasaan Dasar: Fondasi Kreator Berkarakter
Dalam sesi utama, Iskandar Novianto mengajak peserta untuk memahami dan menginternalisasi tujuh kebiasaan dasar (Seven Habits) yang telah diajarkan sejak lama di Jepang. Kebiasaan ini menjadi fondasi utama dalam membentuk karakter seorang kreator yang tidak hanya produktif, tetapi juga memiliki nilai dan etika.
Ketujuh kebiasaan tersebut adalah:
- Integritas – Kejujuran dan konsistensi dalam setiap tindakan.
- Keberanian – Berani mengambil risiko dan menghadapi tantangan.
- Kebaikan – Menebar manfaat bagi sesama.
- Menghormati – Menghargai perbedaan dan memperlakukan orang lain dengan adil.
- Kejujuran – Berpegang teguh pada kebenaran.
- Harga Diri – Menjaga martabat dan keyakinan diri.
- Loyalitas – Tetap setia pada nilai dan prinsip yang dipegang.
Selain itu, beliau menekankan bahwa semua perubahan besar dimulai dari kepercayaan (believe). Setiap orang adalah guru, dan pengalaman hidup yang kita jalani adalah pelajaran terbaik dalam membentuk jati diri.
“Jangan hanya bicara, tapi lakukan. Jangan hanya rencana, tapi eksekusi. Keberhasilan bukan soal berapa banyak ide yang kita punya, tetapi seberapa banyak yang bisa kita wujudkan,” pesan Iskandar Novianto dengan penuh semangat.
Mensyukuri Hidup dan Menjaga Kesehatan
Dalam sesi refleksi, peserta diajak untuk selalu bersyukur dalam keadaan apa pun. Syukur bukan hanya tentang menerima, tetapi juga tentang bagaimana seseorang memaknai setiap proses dalam hidupnya.
Selain itu, kesehatan juga menjadi sorotan dalam diskusi ini. Menjaga tubuh tetap sehat adalah bentuk kepedulian terhadap diri sendiri, karena tubuh yang sehat akan menunjang produktivitas dan kreativitas dalam berkarya.
“Seorang kreator tidak hanya harus cerdas dan inovatif, tetapi juga sehat secara fisik dan mental. Jangan abaikan kesehatan karena ia adalah investasi jangka panjang bagi masa depan,” tambah Iskandar Novianto.
Kesimpulan dan Harapan
Acara Capacity Building ini tidak hanya memberi wawasan, tetapi juga membangun kesadaran dan komitmen peserta untuk menjadi kreator yang memiliki visi, etika, dan daya saing di era digital. Dengan fondasi karakter yang kuat, diharapkan para peserta mampu membawa perubahan dan inovasi di berbagai bidang industri kreatif.
Sebagai penutup, Dani Fazli menegaskan bahwa keberlanjutan program ini akan terus didorong agar menjadi gerakan nasional yang melahirkan lebih banyak kreator berkarakter.
“Kami tidak ingin ini berhenti sebagai acara seremonial. Ini adalah awal dari ekosistem besar yang akan terus berkembang. Mari bersama membangun Indonesia yang lebih kreatif dan berdaya saing di tingkat global,” tutupnya.